“Murai harus dikerodong full, agar bisa beristirahat secara total. Saat mabung, murai juga tidak perlu mandi dan jemur.
Selama jatuh bulu, kebutuhan pakanvoer diberikan secara penuh / total. Sesekali diberi 3 ekor jangkrik pagi dan sore, namun kroto absen.
Selama beristirahat, dengan dikerodong penuh, burung disimpan dalam sebuah ruangan ditemani beberapa burung masterannya seperti burung-madu, serindit, lovebird, ciblek gunung, burung pelatuk, dan lain-lain.
Penempatan burung-burung master ini tidak sekaligus, tetapi bergantian, agar murai batu bisa menangkap suara isian burung master tersebut secara jelas.
Pergantian burung master yang mendampingi Raja Cobra dilakukan seminggu sekali. Jika minggu pertama ditempel burung-madu, serindit, dan lovebird, maka minggu berikutnya diganti dengan ciblek, pelatuk, dan seterusnya. Hal ini dilakukan sampai bulu-bulu barunya tumbuh sempurna.
Sebelumnya, ketika mulai dorong ekor, murai batu bisa dimandikan meski hanya 3 hari sekali. Tetapi sejak awal mabung hingga kondisi ambrol, burung jangan dimandikan.
Kalau proses dorong ekor rampung, seluruh bulunya sudah tumbuh sempurna, rapi, serta mengkilap, burung jangan dulu dibawa ke lapangan, meski hanya sekadar latberan. Lebih baik menunggu satu bulan, sehingga burung bisa mencapai puncak penampilannya.
“Ya, memang mesti bersabar. Jangan terburu-buru. Tunggu sampai bulunya tua, baru bisa dibawa ke lapangan.
Sebelumnya, ketika mulai dorong ekor, murai batu bisa dimandikan meski hanya 3 hari sekali. Tetapi sejak awal mabung hingga kondisi ambrol, burung jangan dimandikan.
Kalau proses dorong ekor rampung, seluruh bulunya sudah tumbuh sempurna, rapi, serta mengkilap, burung jangan dulu dibawa ke lapangan, meski hanya sekadar latberan. Lebih baik menunggu satu bulan, sehingga burung bisa mencapai puncak penampilannya.
“Ya, memang mesti bersabar. Jangan terburu-buru. Tunggu sampai bulunya tua, baru bisa dibawa ke lapangan,”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar